Mengunjungi Masjid Raya Al Mashun yang Tersohor di Medan
Duluuuuuu banget, saat gue masih kecil. Mendengar kata Medan, yang melekat di dalam otak pertama kali adalah kata, horas bah!! pasti semua orang Medan itu orang Batak yang intonasi bicaranya tinggi. Padahal ga gitu banget sih, hehe. Penduduk asli Medan adalah orang Melayu, tapi seiring berjalannya waktu, ditambah dengan pertumbuhan penduduk, muncullah etnis Jawa, Batak, Mandailing, Tionghoa, dan India. Terdapat banyak ruko disepanjang jalan kota Medan, karena mayoritas penduduknya adalah pedagang.
Sekedar informasi guys, Kuala Namu Internasional Airport yang biasa disingkat menjadi KNIA atau Kania (sebutan masyarakat Medan) adalah bandara terbesar kedua di Indonesia setelah Bandara Soekarno - Hatta. Akses menuju pelabuhan dan pusat kota sudah dilengkapi dengan jalan tol dan kereta api. Jadi kalian tinggal pilih, mau naik kendaraan yang mana.
Setibanya di KNIA, gue melanjutkan perjalanan menuju kota Medan dan menetap selama dua hari disana. Rata-rata orang yang gue jumpai, gaya bahasanya lembut, bahkan abang gojeknya walaupun namanya Batak banget, gaya bahasanya tetap lemah lembut. Padahal gue berharap banget ketemu sama orang yang nada bicaranya tinggi dengan semangat menggebu-gebu, biar asik aja, hehe.
Tapi tetep harus waspada ya guys. Dimanapun kalian berada, apalagi pas lagi jalan sendiri. Jaga selalu barang bawaan, lebih aman jika menggunakan gembok pada tas dan jangan gampang percaya sama orang baru. Apalagi di kota besar. Jika kalian jalan berdua atau grup, jadilah orang yang peka dan saling menjaga barang bawaan dan teman kalian. Karena kecopetan atau ditipu saat traveling itu bisa ngilangin mood, niat mau happy malah jadi sedih.
Sekedar informasi guys, Kuala Namu Internasional Airport yang biasa disingkat menjadi KNIA atau Kania (sebutan masyarakat Medan) adalah bandara terbesar kedua di Indonesia setelah Bandara Soekarno - Hatta. Akses menuju pelabuhan dan pusat kota sudah dilengkapi dengan jalan tol dan kereta api. Jadi kalian tinggal pilih, mau naik kendaraan yang mana.
Setibanya di KNIA, gue melanjutkan perjalanan menuju kota Medan dan menetap selama dua hari disana. Rata-rata orang yang gue jumpai, gaya bahasanya lembut, bahkan abang gojeknya walaupun namanya Batak banget, gaya bahasanya tetap lemah lembut. Padahal gue berharap banget ketemu sama orang yang nada bicaranya tinggi dengan semangat menggebu-gebu, biar asik aja, hehe.
*** ***
Mengunjungi Kota Medan rasanya ga bakal lengkap jika tidak menyambangi icon kota Medan, yaitu Masjid Raya Al Mashun. Masjid ini terletak ditengah kota Medan dan jaraknya hanya selemparan batu dengan Istana Maimun yang tersohor akan sejarah kesultanan Melayu Deli. Dari Bandara Internasional Kuala Namu hanya dibutuhkan waktu sekitar satu jam untuk mencapai lokasi.
Biasanya orang datang ke sini untuk sholat atau sekedar berfoto di halaman depan Masjid karena bagunannya yang tampak instagramable banget. Nah, berhubung gue jalannya sendiri dan hari pertama rada susah minta tolong orang untuk fotoin, besoknya gue datang lagi dan alhamdulillah ketemu sama pak Yoserizal. Beliau ini yang menemani gue berkeliling masjid dan mengambil beberapa foto dengan angle berbeda.
Masjid Raya Al Mashun didirikan pada tahun 1906 Oleh Sultan Deli ke 9 yang bernama Sultan Ma'moen Al Rasyid Perkasa Alamsyah. Arsiteknya adalah orang Belanda. Masjid ini berbentuk segi delapan. Empat penjuru masjid diberi beranda dengan atap yang lebih tinggi dan berkubah hitam. Terdapat Corak bangunan merupakan perpaduan tiga budaya, yaitu Melayu, Eropa dan Timur Tengah.
Dana pembuatan masjid berasal dari dana pribadi sultan yang saat itu mempunyai usaha ekspor tembakau Deli dan menghabiskan biaya sekitar satu juta gulden, wow. Kaya banget kerajaannya guys, dan pastinya Sultan adalah orang yang sangat bijaksana pada masa pemerintahan kala itu. Well, setelah berkeliling masjid akhirnya gue berpamitan dengan Pak Yoserizal dan melanjutkan perjalanan kembali.
Biasanya orang datang ke sini untuk sholat atau sekedar berfoto di halaman depan Masjid karena bagunannya yang tampak instagramable banget. Nah, berhubung gue jalannya sendiri dan hari pertama rada susah minta tolong orang untuk fotoin, besoknya gue datang lagi dan alhamdulillah ketemu sama pak Yoserizal. Beliau ini yang menemani gue berkeliling masjid dan mengambil beberapa foto dengan angle berbeda.
Masjid Raya Al Mashun didirikan pada tahun 1906 Oleh Sultan Deli ke 9 yang bernama Sultan Ma'moen Al Rasyid Perkasa Alamsyah. Arsiteknya adalah orang Belanda. Masjid ini berbentuk segi delapan. Empat penjuru masjid diberi beranda dengan atap yang lebih tinggi dan berkubah hitam. Terdapat Corak bangunan merupakan perpaduan tiga budaya, yaitu Melayu, Eropa dan Timur Tengah.
Al-Quran besar didalam masjid Raya Al Mashun
Bagian dalam gerbang (atas) Masjid Raya Al Mashun
Dana pembuatan masjid berasal dari dana pribadi sultan yang saat itu mempunyai usaha ekspor tembakau Deli dan menghabiskan biaya sekitar satu juta gulden, wow. Kaya banget kerajaannya guys, dan pastinya Sultan adalah orang yang sangat bijaksana pada masa pemerintahan kala itu. Well, setelah berkeliling masjid akhirnya gue berpamitan dengan Pak Yoserizal dan melanjutkan perjalanan kembali.
Kelamaan jalan-jalan akhirnya sepatu gue minta diganti, kebetulan banget sebentar lagi bakal ada promo Harbolnas jadi gue bisa nyari sepatu baru dengan harga miring tapi ga bakal bikin kepala jadi miring, eaaaak. kantong juga ga bakal kering karena belanjanya hemat. Sampai jumpa di kegiatan jalan-jalan gue selanjutnya ^-^.
Bagus ya mesjidnya.. Besr dan bersih
ReplyDeleteIyesss, bagian depannya Instagramable banget.
DeleteWaah baru tau ada alqur'an besar disana.... padahal udah 2 x kesana gak liat juga.. artinya saya harus kesana lagi..hee
ReplyDeleteHehe, kalo ga sama bapak Yose juga Eka g tau kalo ada Qur'an besar di dalam masjidnya kak.
DeleteWah ia nih kerennn banget mesjidnya, beda banget suasana saat berada di mesjid ini dulu pernah kesini serasa berada dimana gitu
ReplyDeleteHo'oh.. bener tuh, masjidnya keren, jaman dulu pasti lebih megah dan kinclong..
Deletemesjidnya megah banget ya, dalamnya juga keren.. :) subhanallah..
ReplyDeleteIyess kak, aku aja betah duduk berlama lama di dalamnya.
Deletewahh seru juga ya mengunjungi masjid raya, tempatnya sangat megah dan indah..
ReplyDeleteIyess, seru banget kak.
Delete