Liburan dadakan ini ga pernah terbayangkan dalam benak gue. Tak kurang dalam waktu 2 hari dan tanpa ngabarin sebelumnya ke emak, gue langsung beli tiket pesawat dari Batam ke Padang. Bukan karena gue melangkahi emak gue, tapi gue udah punya jawaban jitu, dan pasti gue dikasi ijin, jadi gue pede aja gitu. Di kehidupan gue sebelumnya, acara jalan-jalan selalu dilakukan dengan ijin orang tua, minimal sebulan sebelum keberangkatan dan harus punya temen segambreng, buat menjaga satu sama lain, karena ortu takut kalau gue kenapa-kenapa di jalan.
Ini adalah kedua kalinya gue menjejakkan kaki di Tanah Minang. Pertama kali di tahun 2013, itu adalah kali pertama gue naik pesawat. Judulnya tetep ngikutin temen pulang kampung, alhasil ya cuma jadi penonton yg diarahkan kesana dan kesini, hehe. Tapi sekarang beda, alasan gue jalan-jalan kali ini adalah untuk belajar mandiri, karena biasanya saat gue melakukan perjalanan, semuanya selalu diatur temen gue, mulai dari pemesanan tiket pesawat, penginapan, pemesanan kereta, serta serba serbi selama traveling dll, dsb, dst. Kerjaan gue cuma ngikutin aja a.k.a followers.
Singkat cerita, terbanglah gue bersama sobat karib yang setia nemenin gue kemana-mana. Gue yang menjadi penunjuk arah, dari mana mau kemana dan bagaimana selanjutnya. Pilihan liburan di hari pertama kami adalah Ngarai Sianok. Sebuah lembah curam yang terletak di perbatasan kota Bukittinggi, di kecamatan IV Koto, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Dari Ngarai Sianok, kita bisa mengunjungi beberapa tempat, antara lain adalah Menara Ngarai Sianok, Lobang Jepang, Janjang Koto Gadang dan sawah unik dengan jalan berkelok.
Saat itu udara cukup panas, dari Jam Gadang, kami berjalan mencari angkot menuju Ngarai Sianok dan diturunkan di persimpangan jalan menuju Janjang Koto Gadang. Dilanjutkan dengan berjalan santai, sebelum menuju Lobang Jepang. Disebelah kiri jalan terlihat tangga menuju atas bukit, lalu kami bertanya pada seorang bapak yang kebetulan sedang olah raga sore. Di atas bisa lihat pemandangan bagus, kalian tinggal naik aja, "kata si bapak". Setelah naik tangga, belok kanan melalui deretan kuburan dan kami melihat sebuah menara.
Tidak ada biaya pungutan untuk menaiki menara. Pemandangan dari atas terlihat begitu indah. Angin bertiup cukup kencang dari atas. Hal yang perlu diperhatikan saat menaiki menara, jangan memberi makan saat sedang berada diatas ketinggian karena monyetnya rada ganas sama makanan. Alih-alih mengusir monyet, tau-tau bisa jatuh. Setelah puas menikmati sajian indah di depan mata, kami lalu melanjutkan perjalanan menuju sawah unik dengan jalan berkelok. Jalannya terbuat dari beton dan terlihat meliuk liuk seperti ular.
Singkat cerita, terbanglah gue bersama sobat karib yang setia nemenin gue kemana-mana. Gue yang menjadi penunjuk arah, dari mana mau kemana dan bagaimana selanjutnya. Pilihan liburan di hari pertama kami adalah Ngarai Sianok. Sebuah lembah curam yang terletak di perbatasan kota Bukittinggi, di kecamatan IV Koto, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Dari Ngarai Sianok, kita bisa mengunjungi beberapa tempat, antara lain adalah Menara Ngarai Sianok, Lobang Jepang, Janjang Koto Gadang dan sawah unik dengan jalan berkelok.
Sawah unik di Ngarai Sianok
Saat itu udara cukup panas, dari Jam Gadang, kami berjalan mencari angkot menuju Ngarai Sianok dan diturunkan di persimpangan jalan menuju Janjang Koto Gadang. Dilanjutkan dengan berjalan santai, sebelum menuju Lobang Jepang. Disebelah kiri jalan terlihat tangga menuju atas bukit, lalu kami bertanya pada seorang bapak yang kebetulan sedang olah raga sore. Di atas bisa lihat pemandangan bagus, kalian tinggal naik aja, "kata si bapak". Setelah naik tangga, belok kanan melalui deretan kuburan dan kami melihat sebuah menara.
Menara Ngarai Sianok
Jalan menuju Janjang Koto Gadang
Tempat terakhir yang kami kunjungi selanjutnya adalah Janjang Koto Gadang. Ini adalah tembok replika dari Great Wall of China. Ya, secara sepintas bentuknya memang mirip sama tembok besar yang ada di China. Sebelum sampai ke Janjang Koto Gadang, kita harus melewati jembatan gantung yang bisa disebrangi maksimal 20 orang. Kelamaan di jalan, kami sampai lupa waktu. Langit masih terlihat terang saat adzan maghrib berkumandang dan kami mulai panik.
Eh Ka, "gimana nih, ternyata udah Maghrib tapi langit disini masih terang". ucap temen gue, beda sama langit di Batam, kalo Maghrib udah mulai gelap.
Yaudah, yuk kita foto bentar, trus pulang. Sahut gue.
Tapi gimana cara pulangnya? *krik krik*.
Sambil berjalan, kami bertemu dengan tujuh orang anak yang kebetulan sedang berada di area situ dan bertanya.
Gue : Bro, "Kalian kesini naik apa?"
Bro : Jalan kaki sist, *padahal bohong*
Gue : Yawda, barengan kita ya.
Bro : Oke, sambil ngebanyol di jalan.
Mereka adalah Rian, Sofyan, Jery, Yandi, Bawi, Midun dan Adri yang berasal dari Jambi. Hari pertama kami di Bukittinggi adalah hari terakhir liburan mereka. Tak lama berjalan, sampailah kami di parkiran. Sambil berbincang, ternyata mereka menawarkan tumpangan sampai ke Jam Gadang, kami yang lelah berjalan dan hari sudah mulai gelap merasa tertolong dengan kebaikan mereka. Bukan cuma memberi tumpangan, tapi mereka juga memberi hiburan gratis yang sampai sekarang masih bikin gue ngakak saat ngeliat foto bareng mereka.
Malam minggu, 10 Februari 2017 kami habiskan dengan berfoto di Jam Gadang dan bicara ngalor ngidul, sampai salah satu dari mereka datang dan memberi kami gelang. Hahaha.. nice banget buat gue. Mereka bukan pelawak, tapi mereka lucu. Mereka bukan orang yang gue kenal sebelumnya, tapi gue ngerasa kayak udah kenal lama sama mereka.
Akhir kata, wassalam. Semoga kita bisa ketemu dilain kesempatan guys.
Sawah Ngarai Sianok - Bukittinggi
Janjang Koto Gadang
Yaudah, yuk kita foto bentar, trus pulang. Sahut gue.
Tapi gimana cara pulangnya? *krik krik*.
Sambil berjalan, kami bertemu dengan tujuh orang anak yang kebetulan sedang berada di area situ dan bertanya.
Gue : Bro, "Kalian kesini naik apa?"
Bro : Jalan kaki sist, *padahal bohong*
Gue : Yawda, barengan kita ya.
Bro : Oke, sambil ngebanyol di jalan.
Mereka adalah Rian, Sofyan, Jery, Yandi, Bawi, Midun dan Adri yang berasal dari Jambi. Hari pertama kami di Bukittinggi adalah hari terakhir liburan mereka. Tak lama berjalan, sampailah kami di parkiran. Sambil berbincang, ternyata mereka menawarkan tumpangan sampai ke Jam Gadang, kami yang lelah berjalan dan hari sudah mulai gelap merasa tertolong dengan kebaikan mereka. Bukan cuma memberi tumpangan, tapi mereka juga memberi hiburan gratis yang sampai sekarang masih bikin gue ngakak saat ngeliat foto bareng mereka.
Malam minggu, 10 Februari 2017 kami habiskan dengan berfoto di Jam Gadang dan bicara ngalor ngidul, sampai salah satu dari mereka datang dan memberi kami gelang. Hahaha.. nice banget buat gue. Mereka bukan pelawak, tapi mereka lucu. Mereka bukan orang yang gue kenal sebelumnya, tapi gue ngerasa kayak udah kenal lama sama mereka.
Akhir kata, wassalam. Semoga kita bisa ketemu dilain kesempatan guys.
Temen baru dari Jambi
Duhh, pernah ke ngarai sihanik, tapi gak nyampe sawah itu. Padahal kece!
ReplyDeleteDatang lagi bang, biar bisa foto disitu, adeeeem.
DeleteHijau bangets sawahnya.... Da lama gak lihat sawa begini.. Fotonya kece...
ReplyDeleteHaha, ia mba, bikin seger mata, lelahpun hilang klo liat yang beginian.
Deleteah... bukit tinggi adem ya :) kece foto fotonya kak
ReplyDeleteMakasih bang, Sekitar jam Gadang rada panas cuacanya. Di Ngarai baru sedikit adem.
DeleteBaper..jadi pengen pulkam nih..
ReplyDeletePulkam kak, hahaha, tiketnya juga murah klo dari Batam.
DeleteMinta info dong kakak, mengenai akses (transport) dan harga tiket masuk. Makasih :)
ReplyDeleteDari Jam Gadang tinggal cari angkot aja Sil, tanya sama Uda yang pake seragam keamanan disana. Angkotnya bayar 3rb aja. Untuk masuk ke akses wisata, ga ada biaya apapun alis free.
Deletetuuhh ckep kan ngarai sianok.... betah eeii berada disana...
ReplyDeleteCakep banget kak, keasyikan jalan, kami sampe lupa waktu, wkkkk.
DeleteAaaah.. kangen tempat ini.. Aku dulu kesini waktu puasa. Lumayan menggos-menggos juga jalan di Janjang Koto Gadang sambil puasa...
ReplyDeleteWaaah, rasanya pasti gimanaaa gitu ya mba, jalan sambil puasa. Tapi pasti momentnya dikangenin banget, suasananya beda sama saat kita jalan pas lagi g puasa.
DeleteCie dari followers naik pangkat jadi leader.
ReplyDeleteKalau gitu gue nyalon deh gantian jadi 'followers' nya. XD
Hahaha, pas sama tantangan nulisnya juga Na, cuss jalan kemana gitu ^-^.
DeletePas lihat temboknya ane kira tembok china :-/
ReplyDeleteEak, sekilas emang rada mirip sih Gan, wkkkk.
DeleteItu foto sawahnya udah kayak di Teletubbies aja.
ReplyDeleteMaybe maksudnya kayak bukit Teletibbies kali ya, hehe.
DeleteSatu kata saja untuk tempat ini.
ReplyDelete"Cakep"
Ga bisa berkata-kata lagi ya kak, hehe.
Deletenice
ReplyDelete