China Trip Day 5 & 6 - Shanghai
Good morning, ni hao Shanghai ^_^
Keesokan harinya...
Pagi hari tujuan pertama kami adalah membeli tiket bullet train dari Shanghai menuju Beijing, tapi sayangnya cuaca kurang bersahabat karena dari pagi sampai malam hari Shanghai diterpa rintik hujan, kami sempat membeli payung bening yang unyu seharga 10 yuan, dikarenakan rakyat China yang begitu ramai, kami cukup kesulitan membeli tiket karena mereka antrinya main serobotan. Ada juga yang sempat cek cok mulut gegara beberapa orang yang asal motong antrian. Dengan perjuangan yang sedikit lama akhirnya kami mendapatkan tiket, setelah itu kami pergi ke Yuyuan Garden.
Selesai Sholat kami terpisah, karena cowok sholatnya cepat, mereka menunggu kami sih, tapi karena misscom kami jadi terpisah, akhirnya kami memutuskan berjalan kaki sepanjang Nanjing road untuk melihat suasana tempat belanja Shanghai di malam hari. Hujan seharian cukup membuat lelah, setelah itu kami mencari jalan pulang, lumayan berputar putar karena beberapa blok jalan terlihat sama. Ternyata penginapan kami sangat dekat dengan lokasi yuyuan garden, ah.. Jadi feeling silly karena kami pikir penginapan kami sangat jauh, dengan berbekal foto-foto pagi hari yang kami tangkap, akhirnya kami menemukan jalan pulang.
Keesokan harinya...
Dari pagi kami memang sudah sepakat berpisah sementara, terbagi menjadi dua bagian dan melanjutkan perjalanan masing-masing dan janjinya bertemu di bullet train, perjalanan dari Shanghai menuju Beijing menggunakan bullet train adalah sekitar 5 jam. Hari ke 6 selama perjalanan ini sangat berkesan menurut saya karena saya mendapat kursi paling kiri dan bisa dengan bebas memoto sunset, di area belakang juga ada tersedia air panas untuk penumpang yang mau bikin kopi. Kebetulan saya membawa kopi dari Indonesia, kebahagiaannya terasa berbeda, bisa ngopi sambil menikmati sunset diperjalanan.
Finally, sampailah kami di Beijing jam 8 malam, kami kebagian apes karena taxi yang kami naiki tidak tahu dimana lokasi penginapan kami, sementara pada saat mengantri kita diharuskan naik setelah itu baru supir taxi akan mengantar, tapi kenyataannya dia tidak bisa bahasa inggris, terpaksa kami harus turun dan membayar 13 yuan sekali buka pintu taxi, diantara jalanan Beijing kami tidak tau harus menggunakan transportasi apa karena suasana malam saat itu cukup sepi.
Setelah berjalan 300 meter kami berjumpa dengan san lun che, tapi kendaraan yang di Beijing ini ukurannya lebih kecil, tempat duduknya hanya sebaris, berbeda sekali dengan san lun che yang ada di Chengdu dan Xi'an yang tempat duduknya berhadapan. Untungnya saya bersama dengan dua orang pria bertubuh kurus dengan space tempat duduk mini dan bersempit ria kami duduk bertiga dengan sebuah koper dan tiga ransel. Dari pengakuan supir, dia tahu lokasi penginapan yang kami maksud, tapi kenyataannya dia juga salah mengantar karena penginapan yang kami sebutkan ternyata bukan hanya satu, ada Jinjiang hotel yang lain ternyata.
Perjuangan mencari penginapan lumayan susah karena kendala bahasa, bertanya pada polisi juga kurang membantu, satu-satunya jalan adalah rajin bertanya pada orang yang lalu lalang. Saya sempat puyeng karena kelelahan, dari jam 8 sampai jam setengah 11 malam belum jumpa penginapan. Akhirnya kami ketemu sama seorang pria yang sedang joging dan bisa berbahasa inggris, kamipun dicarikan taksi dan sampai penginapan dengan badan yang letih.
*Jinjiang Inn di Beijing ternyata ada dua -____-*
wahh seru juga ya liburan di beijing..
ReplyDeleteSeru banget, sampe malas pulang, hehe..
Delete