Assalamualaikum wr wb..
Liburan
kali ini adalah yang tak terlupakan, karena terdapat berbagai jenis
bumbu yang bercampur aduk menjadi satu untuk mewarnai perjalanan yang
kami lalui saat itu, menjengkelkan,
mendebarkan, menegangkan, sekaligus menyenangkan, banyak rencana yang
telah disusun akhirnya urung dilakukan karena berbagai hal, Agenda yang
telah disusun oleh Daud jadi berantakan karena jadwal keberangkatan
meleset dari perkiraan, mungkin Allah ingin memberikan
kami sebuah liburan special.. hehe..
Hal
pertama yg bikin jengkel karena awalnya kami berencana berangkat
berempat, tetapi satu orang membatalkan janji saat hari
H, jadi Ane berangkat bersama dua orang teman, Agus dan Daud ke Tanjung
Pinang, rencana utama kami adalah mendaki Gunung Daik yang terletak di
kabupaten Lingga, tapi keberangkatan kapal yang kami tumpangi dari Batam
baru berangkat sekitar jam 8.00pagi sementara
kapal dari TPI ke Lingga berangkatnya jam 8.45pagi, alhasil kami
ketinggalan kapal, kapal selanjutnya berangkat jam 11 siang, kalau kita
berangkat jam 11 berarti kita akan sampai di Lingga jam 3 sore, karena
perjalanan menuju Lingga memakan waktu sekitar 4
jam sekali jalan, otomatis rencana menaiki gunung Daik tidak bisa
dilakukan karena terkendala masalah waktu, akhirnya rencana ke Lingga
kami batalkan, ada raut kekecewaan di wajah Daud, tapi mau bagaimana
lagi sudah menjadi suratan.. hihi..
Kapal
yang kami tumpangi sampai diPelabuhan Tanjung Pinang jam 9pagi, saatnya
untuk mengisi perut dan kami berjalan menuju tempat
makan di sekitar Pelabuhan, setelah kenyang kami langsung mencari
informasi penyewaan mobil di TPI, pengennya sih dapat mobil yg matic
tapi karena banyak yg rebutan buat menghabiskan weekend akhirnya kami
kebagian yg manual, alasannya biar lebih santai.. hehe..
setelah menelpon jasa penyewaan mobil akhirnya 30 menit setelah itu
mobil pun datang dan kami diantar ke penginapan untuk check in sekitar
jam 11 lewat.. setelah check in kami melakukan administrasi untuk
penyewaan mobil.. sewa untuk 24jam tanpa Driver 250
ribu, minyak ditanggung sendiri.
Disini
lah sesuatu yang mendebarkan dan menegangkan itu terjadi, pada suatu
siang dihari sabtu 8 Juni 2013 sekitar jam 1 siang
pada saat kami hendak memulai perjalanan, lokasi jalan pada saat itu
lumayan ramai kendaraan yang sedang lalu lalang, yang mengemudi pertama
adalah Daud, oleh karena dia udah lama banget ga’ nyetir mobil dan
ditambah lagi ada lori yg mengganggu pemandangan
sehingga kami tidak bisa melihat seberapa laju dan berapa banyaknya kendaraan
yang akan melintas, kami kira jalanan sudah kosong dan bisa dilalui, eh
tiba2 ada motor yg melaju dengan kencang dari arah berlawanan, sontak
saja Daud kaget dan langsung memarkirkan kendaraan,
ujung kaki si cewek yg dibonceng kesenggol dikit dan sepatu yg dia
pakai jatuh dan si cowok pengendara tersebut tidak terima dan ingin
memperkarakan ke polisi karena si Daud ga’ punya sim, emang sih si cowok
lebay banget, dan dengan gayanya dia bilang saya
akan telpon abang saya yg PENGACARA (dengan bangga dan lantang)
padahal kami udah minta maaf dan bersedia mengantar si cewek untuk
periksa ke rumah sakit tapi mereka tetap tidak terima dan ngotot, untung
pula kami bertiga bukan orang yg pemanas darah jadi
kami biarkan si cowok mengoceh, setelah puas mengoceh dia menahan KTP
Daud dan berjanji untuk kembali membawa abangnya yg PENGACARA, melihat
kami diperlakukan seperti itu, ibu2 yang jual makanan di warung padang
jadi berang dan mengajar kami untuk lebih tegas
kepada tu cowok.
Setir
diambil alih oleh Agus, gara2 kejadian tersebut perjalanan kami
tertunda, kami sudah sempat berjalan2 sembari menunggu
itu cowok supaya dia mengembalikan KTP Daud, tetapi kami harus bolak
balik karena si cowok kelihatannya tarik ulur dan plin plan untuk
bertemu kami kembali dan waktu kami terbuang 3 jam percuma, kasihan
Daud, semangatnya mulai menurun, sebenarnya cuma kena dikit aja dan sepatunya terjatuh kata bapak2 yg melihat di TKP dan berdasarkan keterangan warga setempat, dijalan itu
memang sering terjadi kecelakaan, pada saat kami bertemu dengan si cowok
untuk kedua kalinya, dia hanya datang sendiri, tetapi keadaan dan
bicaranya sudah mulai tenang dan tidak meledak2
pada saat pertama kali kami bertemu, hatinya juga sudah mulai lunak dan
dia mengembalikan KTP Daud, Alhamdulillah dia berbaik hati.. dan wajah
Daud pun kembali menjadi ceria dan kami siap untuk berjalan2 dengan hati
yang riang ^_^..
Pas
lagi meggalau dan kecape’an Ane ngeliat status BBM temen SMP dulu,
statusnya dia lagi sendirian di Tg Pinang, supaya Agus
ga’ terlalu cape’ jadi kami mengajak teme SMP itu, namanya Yanto dan
kebetulan dia bisa bawa mobil jadi tanpa pikir panjang kami langsung
mengajak dia joint dan kami jemput dia ditempatnya.. cerita lucunya..
setelah lulus SMP dari tahun 2002 kami ga’ pernah
ketemu satu sama lain, padahal tingalnya masih satu tanah.. eeeehhh
ternyata, malah ketemu di Tg Pinang dan langsung bergabung bergabung
bersama kami.. 11 tahun juga tuh rentang waktunya.. -____-
Setelah
bertemu Yanto, kami balik lagi kepenginapan untuk mandi dan istirahat
sejenak, berhubung kami kurang tau daerah Tg Pinang,
Yanto mengajak keponakannya yg bernama Heri untuk jadi penunjuk jalan,
malamnya kami nyari makan, mutar2 Tg Pinang, dan ke café puncak,
perjalanan malam minggu pun selesai, kami balik lagi kepenginapan untuk
beristirahat..
Daud, Yanto, Heri, Agus, Eka..
Pemandangan kota Tanjung Pinang dari Cafe Puncak
Bersambung..